PEMANFAATAN PACAR CINA DAN KUNYIT SEBAGAI OBAT ALTERNATIF SAKIT GIGI
Disusun Oleh :
LINA FITRIANIDIAH
Karya tulis ini disusun untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Tingkat Kabupaten Sumbawa yang dilaksanakan oleh KIR Garuda SMAN 1 Sumbawa
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SMA NEGERI 2 SUMBAWA
Jalan Garuda Nomor 102
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini yang berjudul “PEMANFAATAN PACAR CINA DAN KUYIT SEBAGAI OBAT ALTERNATIF SAKIT GIGI”, yang telah disusun oleh Lina Fitrianidiah yang merupakan siswa SMA Negeri 2 Sumbawa. Karya Tulis ini adalah benar -benar merupakan hasil penelitian orisinil dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Demikian dan terima kasih.
Sumbawa Besar, 10 Maret 2011
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Pembina KIR,
M. Ali HK, S. Pd, M. Pd. Herdiyanto, S. Pd
NIP 19620821 198602 1 005 NIP 19810113 200801 1013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum War. Wab.
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik . Dalam karya ilmiah ini penulis melakukan penelitian tentang "PEMANFAATAN PACAR CINA DAN KUYIT SEBAGAI OBAT ALTERNATIF SAKIT GIGI".
Atas terlaksananya penelitian dan penulisan karya ilmiah ini telah banyak pihak yang membantu, untuk itu tidak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
- Bapak M. Ali HK S.Pd. M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 2 Sumbawa.
- Bapak Herdiyanto S.Pd. selaku guru pembimbing.
- Semua pihak yang telah mendukung dan memotivasi penulis.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini ada kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan. Demikian karya tulis ilmiah ini saya buat semoga bermanfaat untuk para pembaca dan pemerhati obat tradisional.
Wassalamualaikum War. Wab.
Sumbawa Besar, 10 Maret 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pacar cina...............................................................................................
2.2 Kunyit....................................................................................................
2.3 Obat Tradisional....................................................................................
2.4 Tumbuhan yang dijadikan obat tradisional............................................
2.5 Keunggulan menggunakan obat tradisional...........................................
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian..................................................................................
3.2 Subjek Penelitian...................................................................................
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................
3.4 Metode pengumpulan data....................................................................
3.5 Metode analisis data..............................................................................
3.6 Alat dan Bahan......................................................................................
3.7 Cara pembuatan.....................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan.................................................................................................
5.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era sekarang lingkungan yang semakin jauh dari kata sehat dikarenakan tidak adanya kesadaran manusia untuk menjaga alam menyebabkan terjadinya berbagai jenis penyakit yang menyerang kita. Jika penyakit sudah menyerang maka kita akan mencari obat yang bisa menyembuhkan rasa sakit tersebut. Akan tetapi banyaknya jenis obat yang menggunakan bahan kimia yang sangat besar dan berbahaya menyebabkan orang takut membelinya.
Banyak orang yang khawatir jika meminum obat kimia bukannya menyembuhkan penyakit tapi malah membuat kita semakin sakit. Kewaspadaan masyarakat tersebut semakin tinggi dikarenakan bila mengkonsumsi obat yang mengandung bahan kimia maka memberikan pengaruh terhadap tubuh manusia. Faktanya semakin sering kita memakai obat-obatan mengandung bahan kimia, makin resisten (menolak dan kebal) pula tubuh dan penyakit melawan pengobatan yang diberikan. Jika pengobatan yang mengandung bahan kimia ini diteruskan akan mengakibatkan kerusakan yang fatal bahkan dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi masih banyak orang yang belum mengetahui hal tersebut. Contohnya seorang yang sudah terbiasa meminum obat flu setiap kali terserang influensa, dosis yang diminum lama-kelamaan semakin meningkat. Ini bukan menandakan virus flunya yang makin kebal, tapi suatu petunjuk bahwa tubuhnya makin resisten.
Kehidupan yang semakin maju menyebabkan pola berpikir masyarakat sangat singkat. Mereka tidak memikirkan dampak negatif apabila obat yang mengandung bahan kimia digunakan secara terus menerus. Ditambah lagi dengan proses pembuatan obat yang memerlukan waktu sekitar 25 tahun untuk menjadi sebuah obat yang diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Lamanya waktu pengakuan tersebut tak lain untuk melakukan beberapa kali uji klinis sampai obat tersebut mencapai khasiat yang optimal dan memiliki efek samping yang kecil. Apakah kita mampu menunggu selama 25 tahun untuk mendapatkan obat yang diperlukan, sedangkan kita memerlukannya disaat kita sakit. Belum lagi proses tersebut memerlukan biaya yang sangat mahal ditambah dengan biaya produksi, biaya promosi, dan biaya pemasaran. Maka harga satu jenis obat pun pasti sangat mahal jika dilihat dari cara pembuatanya yang sangat sulit sehingga tidak semua orang mendapatkan obat tersebut karena kondisi ekonomi yang rendah ditambah kebutuhan hidup yang semakin tinggi membuat orang berfikir 2 kali lipat untuk membelinya.
Dengan demikian masyarakat mulai mencari alternatif lain seperti menggunakan obat-obatan dari alam karena sangat alami dan tidak ada efek samping yang sangat besar. Obatnya pun sangat mudah didapat dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk mendapatkan obat-obatan tradisional tersebut. Berdasarkan pemikiran terebut, maka saya tertarik untuk melakukan penelitiaan tentang manfaat tumbuhan pacar cina dan kunyit sebagai obat alaternatif sakit gigi.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana manfaat dari pacar cina dan kunyit sebagai obat alternatif sakit gigi dan berapa frekuensi pemberian yang tepat diberikan pada penderita sakit gigi?
1.3 Tujuan Penelian
Untuk mengetahui manfaat dari pacar cina dan kunyit sebagai obat alternatif sakit gigi dan frekuensi pemberian yang tepat diberikan pada penderita sakit gigi.
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian mempunyai dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan praktis. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah 1) sebagai bahan informasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan obat alternatif, 2) menginformasikan kepada masyarakat frekuensi yang tepat pemberian obat, dan 3) menginformasikan kepada masyarakat untuk kembali alam “back to nature”.
Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah 1) sebagai bahan kajian bagi pemerhati obat tradisional, 2) sebagai bahan referensi bagi peneliti yang ingin meneliti tentang pacar cina dan kunyit, dan 3) sebagai penambah perkembangan khazanah ilmu pengetahuan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pacar Cina
Pacar cina, culan, pacar culan, kemuning cina, atau bhangear cina adalah tanaman perdu dari famili Meliaceae yang sering disamakan dengan kemuning (Muraya paniculata). Pacar Cina (Aglaia sp) termasuk dalam jenis tanaman obat. Pacar cina sering ditanam di kebun dan pekarangan sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari (http://id.wikipedia.org).
2.1.1 Ciri morfologi
Ciri morfologi dari Pada Pacar cina memiliki tinggi 2 - 6 meter, batangnya berkayu, bercabang banyak, tangkai berbintik-bintik kelenjar berwarna hitam. Daun majemuknya menyirip ganjil yang tumbuh berseling, anak daun 3 – 5 buah. Anak daun bertangkai pendek, bentuk bundar telur sungsang, panjangnya 3-6 cm, lebar 1 - 3,5 cm, ujungnya runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin mengilap terutama daun muda. Bunga dalam malai rapat, panjangnya.5 - 16 cm, warna kuning, dan harum. Buah buni, bulat lonjong, warnanya merah, panjang 6 - 7 mm, dengan ruang 1 - 3, biji 1 - 3. Ujung dan pangkal daun meruncing dan permukaannya licin mengilap terutama daun muda. Bagian yang dimanfaatkan biasanya bunga, daun, batang, dan ranting (Rahimsyah, 2003).
2.1.2 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Pacar Cina
Kandungan dalam pacar cina sebagai berikut sifat kimiawi dan efek farmakologis: Pacar cina bersifat pedas, manis, netral, masuk meridian paru, lambung, dan hati. Kandungan kimia : Daun pacar cina mengandung minyak asiri, alkaloid, damar, garam mineral, dan tanin (http://www.naturindonesia.com).
Adapun manfaat Pacar cina berkhasiat menyembuhkan perut kembung, sukar menelan, batuk, bisul dan mempercepat persalinan karena mengandung minyak atsiri, alkaloid, serta garam-garam mineral. Pacar cina juga terbukti dapat menekan penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. pada tanaman tomat (http://id.wikipedia.org).
2.2 Kunyit
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun (http://www.warintek.ristek.go.id).
2.2.1 Ciri Morfologi
Ciri Morfologi kunyit termasuk jenis rumput-rumputan, tingginya sekitar 1 meter dan bunganya muncul dari pucuk batang semu dengan panjang sekitar 10- 15 cm dan berwarna putih. Daunnya lebar-berlanset, licin dan berbatang panjang. Warnanya kuning-muda sampai putih, berangkai kemerah-merahan. Umbi akarnya berwarna kuning-tua, berbau wangi aromatis yang luar biasa dan rasanya agak manis. Kunyit mempunyai batang pohon semu dan basah. Daunnya mirip dengan tumbuh-tumbuhan jenis pisang-pisangan. Pelepah-pelepah daun kunyit yang dominan berwarna hijau membentuk batang dengan helaian daun berbentuk bulat telur. Rimpangnya memiliki banyak cabang dengan kulit luarnya berwarna jingga kecoklatan. Buah daging rimpang kunyit berwarna merah jingga kekuning-kuningan (http://www.warintek.ristek.go.id).
2.2.2 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Kunyit
Kunyit merupakan jenis tumbuhan yaitu mengandung senyawa kimia berkeaktifan fisioiogi yaitu minyak atsiri (mengandung senyawa-senyawa kimia seskuiterpen alkohol, turmeron dan zingiberen) dan kurkumirioid (mengandung senyawa kurkumin dan turunnya berwarna kuning yang meliputi desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin) (http://www.iptek.net.id).
Rimpang kunyit mengandung pati atau amilum, gom dan getah. Minyak atsiri juga memberi aroma harum dan rasa khas pada umbinya. Kunyit mengandung curcumin (Zat berwarna kuning), turmeron, zingiberen; minyak terbang, turmerol (minyak turmerin, yang menyebabkan rasa aromatis dan wangi kunyit), fellandren, kamfer, curcumon, lemak, pati, damar-damaran. Berdasarkan percobaan telah ditemukan bahwa minyak terbangnya mengurangi kematian tikus besar yang telah diinfeksi dengan virus influensa. Berdasar sifat anti koagulasi (pembekuan darah)nya, ia dipakai sebagai obat anti melahirkan (http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com).
Adapun manfaat dari kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah (http://www.warintek.ristek.go.id).
2.3 Obat Tradisional
Obat tradisional adalah media pengobatan yang menggunakan tanaman dengan kandungan bahan-bahan alamiah sebagai bahan bakunya. Metode ini sangat erat ikatannya dengan tradisi nenek moyang manusia pada zaman dahulu, ketika proses pengobatan masih dilakukan secara primitif dengan menggunakan berbagai jenis tanaman yang di yakini mempunyai khasiat obat. Berbagai jenis tanaman yang berkhasiat obat dapat di jumpai di sekeliling kita (Sugiarto, 2008).
2.4 Tumbuhan yang dijadikan Obat Tradisional
Tanaman obat didefinisikan sebagai tanaman yang daun, batang, buah, bunga, dan akarnya memiliki khasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern maupun obat-obatan tradisional. Menurut Sugiarto (2008) Adapun berbagai macam jenis tumbuhan yang dijadikan sebagai obat tradisional sebagai berikut.
a. Lengukuas
b. Belimbing wuluh
c. Bengkuang
d. Mentimun
e. Daun sirih
f. Kencur
g. Jeruk nipis dan kapur sirih
h. Lidah buaya
i. Jahe
j. Kacang Panjang.
2.5 Keunggulan menggunakan Obat Tradisional
Obat tradisional mempunyai dampak negatif yang sangat kecil terhadap tubuh dibandingkan dengan obat kimia atau sintetis. Berikut ini keunggulan dari obat tradisional menurut Sugiarto (2008) yaitu:
a. Harga obat tradisional lebih murah jika dibandingkan dengan obat-obatan buatan pabrik, karena bahan baku obat-obatan buatan pabrik sangat mahal dan harganya sangat tergantung pada banyak komponen.
b. Bahan obat tradisional mudah didapat disekitar kita, bahkan dapat ditanam sendiri untuk persediaan keluarga. Tidak membutuhkan halaman yang luas.
c. Pengolahan ramuannya tidak rumit, sehingga dapat dibuat di dapur sendiri tanpa memerlukan peralatan khusus. Bahan baku obat tradisional berupa tanaman segar dan penanganannya hanya dengan ditumbuk, diseduh, dibakar, atau direbus. Hal tersebut tentu saja berbeda dengan hal-hal medis yaitu membutuhkan peralatan canggih dalam proses pembuatannya dan membutuhkan waktu sekitar 25 tahun untuk menjadi sebuah obat yang diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
d. Tanaman obat sangat efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia, seperti kanker, tumor, darah tinggi, darah rendah, diabetes, hepatitis, dan stroke.
e. Jika hasil diagnosis sudah jelas, pengobatan dan perawatan umumnya dapat dilakukan oleh anggota keluarga sendiri tanpa bantuan medis dan sarana laboratoriumnya.
f. Merupakan gabungan seluruh bahan aktif yang terdapat pada satu atau beberapa tanaman obat.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode eksperimen sederhana. Menurut Arikunto (2006) eksperimen sederhana dikenal dengan istilah Pre Experimental Design yaitu penelitian percobaan yang dilakukan dengan hanya mengadakan perlakuan (treatment) satu kali.
3.2 Subjek penelitian
Adapun subjek dari penelitian ini adalah beberapa orang yang menderita sakit gigi. Karena jumlah subjek dari penelitian ini kurang dari 100 maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Sebagaimana menurut Arikunto (2008) yang menyatakan bahwa bila jumlah populasi kurang dari 100 maka penelitian termasuk kategori penelitian populasi.
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Dusun Lengas Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir pada bulan Maret 2011.
3.4 Metode Pengumpulan data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari penderita sakit gigi melalui wawancara dan data frekuensi pemberian obat yang sesuai untuk treatmen “perlakuan” dari pengamatan.
3.5 Metode Analisis data
Metode analisis data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Di mana data yang diperoleh dijelaskan secara terperinci secara kualitatif tanpa menggunakan angka atau analisis statistik.
3.6 Alat dan Bahan
3.6.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Panci
b. Kompor
c. Gelas
3.6.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut
a. tangkai pacar cina
b. 5 ruas jari kunyit
c. Air dua gelas
d. Garam secukupnya
3.7 Cara membuat
Adapun cara membuat/meracik obat alternatif dengan bahan baku dari pacar cina dan kunyit adalah sebagai berikut.
1. Mengupas kulit kunyit.
2. Mencuci pacar cina dan kunyit.
3. Merebus dua gelas air + 500 ml yang telah dicampur dengan pacar cina, kunyit dan garam hingga tersisa + 250 ml atau 1 gelas.
4. Setelah itu, tunggu hingga airnya hangat.
5. Kemudian gunakan dengan cara dikumur.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan penderita yang diperlakukan dengan memberikan pacar cina dan kunyit yaitu Bapak M.Sidik dari Desa Poto Dusun Lengas Kecamatan Moyo Hilir memaparkan bahwa pemanfaaatan pacar cina dan kunyit dapat menyembuhkan sakit gigi meskipun dalam kurun waktu 2 hari. Perlakuan yang diberikan kepada Pak Sidik menganjurkan berkumur sebanyak 1 kali sehari.
Hasil wawancara dengan Ika yang juga tinggal di Dusun Lengas yang juga sakit gigi. Peneliti memberikan perlakuan kepada Ika sebagaimana perlakuan yang diberikan kepada pak Sidik. Ika memaparkan bahwa sakit giginya dalam waktu 1 hari bisa sembuh. Adapun frekuensi yang dianjurkan kepada Ika dalam memanfaatkan pacar cina dan kunyit sebagai obat sakit gigi sebanyak 2 kali seharti.
Dari data hasil wawancara di atas diperoleh bahwa pemanfaatan pacar cina dan kunyit sebagai obat sakit gigi mempunyai pengaruh yang baik terhadap rasa sakit yang diderita oleh ke dua penderita. Meskipun masa penyembuhan dari ke duaorang penderita berbeda. Pak Sidik sembuh dalam kurun waktu 2 hari sedangkan Ika sembuh dalam kurun waktu 1 hari. Menurut hemat peneliti hal ini bias disebakab oleh factor frekuensi penggunaan obat oleh ke dua orang penderita. Pak Sidik menggunakan dengan cara berkumur sebanyak 1 kali sehari sedangkan Ika sebanyak 2 kali sehari. Sehingga asumsi peneliti bahwa makin banyak frekuensi berkumur atau lebih dari dua kali cepat sembuh atau terasa hasiatnya. Dan juga efek samping dari pemanfaatan obat alternatif lebih kecil dibandingkan dengan obat kimia hasil pengolahan secara sintetis.
Perbedaan dengan obat-obatan lainnya dilihat dari pemakaikan karena banyak obat mengandung bahan kimia memberikan pengaruh terhadap tubuh manusia. Faktanya semakin sering kita memakai obat-obatan yang mengandung bahan kimia, makin resisten (menolak dan kebal) pula tubuh dan penyakit melawan pengobatan yang diberikan. Tubuh pun semakin rentan terhadap penyakit.
Antibiotik sintetis yang diberikan dengan tujuan mematikan bakteri penyebab penyakit ternyata dapat mematikan bakteri lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh. Jika bakteri penyebab penyakit masih tersisa, bakteri ini akan resisten pula terhadap pengobatan yang mengandung bahan kimia yang diberikan. Jika kita tetap menggunakan antibiotik sintetis dengan rutin, maka bukan hanya resistensi bakteri saja yang akan terjadi, tapi efek samping juga makin banyak bermunculan karena bakteri menguntungkan telah banyak dimatikan oleh antibiotik ini seperti bakteri yang merugikan. Oleh karena itu ada organisme dapat bertahan hidup dan beradaptasi seperti virus, bakteri, jamur, dan mikroba lainnya. Seperti pada mikroba telah dirancang untuk beradaptasi dan bertahan hidup dari racun atau serangan, sintetis (buatan manusia). Jadi mikroba memiliki penghancur alaminya tersendiri dimana mikroba tersebut tidak akan bisa beradaptasi dan bertahan hidup.
Itulah sebabnya mengapa segala cara tidak alami dari manusia untuk membasmi penyakit selalu mendapatkan penolakan baik dari tubuh kita sendiri. Obat kimia juga tidak terjangkau harganya sehingga tidak semua orang bisa mendapatkannya. Pembuatanya juga memerlukan waktu yang sangat lama, belum lagi alat-alat yang digunakan sangat mahal.
Padahal ada cara lain yang lebih mudah dibandingkan menggunakan obat yang mengandung bahan kimia yaitu obat tradisional. Penggunaannya yang mudah, murah, praktis untuk menjaga kesehatan. Obat tradisional juga mudah didapat, kita juga bisa menanamnya di dekat rumah yang tidak memerlukan halaman yang luas. Jika kita mengikuti takaran yang dianjurkan, proses pembuatannya higienis dan cara penyimpanannya baik maka obat tradisional tidak perlu dikhawatirkan. Jadi jika kita memakai obat-obatan herbal atau terapi alami lainnya untuk memusnahkan penyakit tubuh akan sehat karena pengobatan alami tersebut mengandung zat pembunuh alami bagi mikroba tertentu. Zat pembunuh alami ini telah dirancang oleh Tuhan dapat membunuh mikroba-mikroba tertentu tanpa menimbulkan resistensi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa pacar cina dan kunyin berkhasiat mengobati sakit gigi. Adapun frekuensi yang sesuai yang digunakan berkumur untuk mengobati rasa sakit 2 kali atau lebih.
5.2 Saran
Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang pacar cina dan kunyit sebagai obat alternatif sakit gigi dapat meneliti bagaimana komposisi yang tepat dari ke dua campuran tersebut, cara kerja obat dan reaksi kimia yang terjadi antar komposisi kimiawi ke dua tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta
http://www.naturindonesia.com
Rahimsyah. 2003..Aneka Ramuan Obat Kuno yang Mujarab.Surabaya: Bintang usaha jaya.
Sugiarto. 2008. 273 Ramuan Tradisional. Jakarta: ArgoMedia Pustaka.